Archive for September, 2012

TERDOKTRIN MENJADI MAHASISWA BODOH…!


Sejak dari dulu saya bingung, mending jadi orang bodoh atau orang pinter, dan saya jg g ngerti sekarang saya ini termasuk orang pinter atau bodoh.?? nah loh.!

tapi kyaknya mending jd orang bodoh deh, secara orang bodoh itu kan sukanya nyantai n berleha leha, lalu timbul pertanyaan.. ntar kalo jadi orang bodoh mo makan apa, bisa dapet kerja g setelah lulus. jujur nih saya kuliah bukan untuk mencari kerja tapi mencari ilmu.

saya beri sedikit penjelasan mengenai orang bodoh vs orang pintar yang saya kutip dari perkataan “Mario Teguh”

orang bodoh sulit dapet kerja, akhirnya berbisnis.
orang bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang pintar.
walhasil boss-nya orang pintar adalah orang bodoh

orang bodoh sering melakukan kesalahan,
maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah
untuk memperbaiki yang salah.
walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya
mencari kerja. orang bodoh berfikir secepatnya mendapatkan uang untuk
membayari proposal yang diajukan orang pintar

saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan,
dia PHK orang-orang pintar yang bekerja.
tapi orang-orang pintar DEMO. walhasil orang-orang pintar
meratap-ratap kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.

tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pintar akan menhabiskan waktu
untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan
waktu untuk bersenang senang dengan keluarganya.

mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan duit.
mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan pekerjaan.

saya yakin akan timbul pertanyaan..
pinteran mana. orang pintar atau orang bodoh?
enak mana jadi orang pitar atau orang bodoh?

intinya jangan lama-lama jadi orang piter, ntar lama-lama g sadar kalo dirinya dibodohi ama orang bodoh.

jadilah orang bodoh yang pintar daripada jadi orang pinter yang bodoh. kata kuncinya adalah resiko dan berusaha.
karena orang bodoh berfikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil. sedang orang pinter selalu berfikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. dan mengabdi pada orang bodoh.

dimanakah posisimu sekarang..??

semua pilihan sepenuhnya ada di tangan anda, Lalu perhatikan apa yang akan terjadi..
terima kasih…dari calon sarjana yang “BODOH”..!!!

indonesia unik…. ( hahahahahaha)


This slideshow requires JavaScript.

Ini adalah foto-foto khas dari sebuah entitas bernama ‘Indonesia’ dengan segala keunikannya yang tidak ada bandingannya dengan negara lain di dunia!! Ini adalah wajah khas Indonesia yang banyak orang tidak menduga dan membayangkannya. Sebuah suguhan kultural yang menarik dan nikmat dipandang. Selamat menikmati!!

No.1

Berjualan dimana saja selagi ada tempat. Bahaya? Nomor tujuh!! Gak ada aturan kok. Selama pemerintah membiarkan dan tidak menyediakan sarananya berarti boleh, ya gak? gitu aja repot

No.2

Ini juga khas Indonesia, setidaknya saya tidak pernah menemukan atau nonton di TV luar negeri, anak-anak dibawah umur mengemis di setiap stopan jalan. Keluarga miskin yang tidak diurus oleh negara sebagaimana diamanatkan UUD 1945, memanfaatkan anak-anaknya mengemis. Dinas sosial tidak kelihatan geraknya. Anjal stopan nampaknya adalah khas Indonesia. Kesulitan bertahan hidup membuat mereka kemana saja bergerak untuk bisa makan dan banyak dari mereka yang menjadikannya profesi.

No.3

Ini khas pemukiman elit Indonesia yang disebut kawasan “The Kuw Muh Elite Village.” Tidak elit gimana, adanya di posat kota metropolitan Jakarta. Disamping komplek elit ini adalah gedung-gedung menjulang tinggi, kapitalisme mengangkang penuh keangkuhan, hutan beton yang keras dan individualisme yang takabur. Sekelompok manusia yang nekat hidup di tengah keangkuhan itu akhirnya harus hidup dimana saja yang penting bisa tidur … Jakarta dan kota-kota besar Indonesia lainnya menghadapi problem rumit soal urbanisasi yang tidak diatur ini …

No.4

Ini yang gak ada di negara maju yang masyarakatnya sering stress berat bahkan sampai bunuh diri. Ngapain bunuh diri, ya gak? Sudah hidup ini cape, bunuh diri lagi. Bodoh amat! Mendingan begini: gapleh dan begadang semalaman. Yang penting senang! Kayak gak tahu aja. Di Indonesia, kerja keras banting tulang juga tetap aja gak ngaruuh …!! Tetap aja miskin. Kemakmuran ekonomi bukan hak kita, tapi hak segelintir orang yang dilindungi negara dan hak para koruptor. Kalau orang kayak hidupnya senang karena kebanyakan duit, kenapa kami rakyat kecil gak boleh??

No.5

Angkot benar-benar makhluk khas Indonesia. Ciri-cirinya adalah: (1) Berhenti dan belok semau gue, alias dimana aja, termasuk di bawah plang “Dilarang Parkir,” (2) orang merokok didalamnya yang sempit itu, (4) dan yang terbaru, pengamen. Karena lahan ngamen sudah semakin sempit, angkot pun akhirnya dipake ngamen juga. Kebanyakan asal genjreng, lagu kemana musik kemana, dan seperti foto diatas nyanyinya keluar lagi, jadi bukan untuk diperdengarkan kepada hadirin penumpang mercedes rakyat itu.

No.6

Nikmaaat …… makan nasi liwet dan makan berjamaah di atas daun. Lambang demokrasi, egalitarianisme, keadilan, transparansi, persamaan hak, kebersamaan, kesetaraan dan lain-lain. Begitu banyak nilai-nilai universal yang terkandung dalam “the great culture of ngaliwet” ini. An unimaginable joy!! Sayang, banyak orang memandang sebelah mata.

No.7

Inilah tamu setia yang khas datang ke Indonesia setiap musim hujan. Musim kering, air surut, musim hujan pasti…pasti… dan pasti banjir. Gituuuu…. aja terus sepanjang tahun!! Akibat pembangunan yang tidak terencana dan tidak dikendalikan, begitulah hasilnya. Di negara lain, ada juga dong banjir, tapi umumnya tidak terduga, misalnya karena badai topan dsb. Tapi indahnya Indonesia, banjir itu rutin alias selalu always, tidak oleh badai, tapi oleh kekhasan Indonesia saja. Kalau musim hujan datang, pasti banyak banjir dimana-mana. Jangan tanya pemerintah lah, kesalahkaprahan pembangunan pemukiman sudah sangat parah, Coba gimana kita tidak bangga? Hidup Indonesia!!

No.8

Pesta rakyat Agustusan. Walaupun banyak yang mengkritik, peringatan kemerdekaan bangsa kok acaranya hanya gini-gini aja, kurang bermakna. Biarin aja! Jaman kolonial kita gak bisa beginian. Gawat, bisa di dor sama kumpeni!! Mau?? Jangan sentimenlah, yang penting rakyat senang. Kapan pemerintah dan pejabat kita akan menyenangkan rakyat?? Kapan? Ayo jawab?? Gak bisa jawab kan?? Ya iyya laah….. wong mereka cuma mikirin perutnya sendiri.

No.9

Ini yang khas dari kuda Indonesia yang sekarang gak mau makan rumput lagi karena sudah berganti dengan bensin/premium. Spesies ini, dari Medan hingga Jayapura, memiliki ciri-ciri yang sama: bergimung seperti lalat, melabrak lampu merah, majunya nyerempet-nyerempet, kalau lagi macet trotoar jadi alternatif, di stopan menuhin zebra cross hak para pejalan kaki dan melaju melawan arah. Karena produksinya tidak diatur, jalur khusus tidak dibuatkan, penegakkan hukum hanya soal tilang lalu polisi dapet duit, pengaturan sepeda motor akhirnya menjadi sangat susah dan rumit untuk rapih dan tertib. Hidup di Indonesia benar-benar merdeka. Hidup Indonesia …

No.10

Di Indonesia, budaya antri adalah sangat mahal, karena mahal dan jarang ditemukan ketertiban berantri, jadinya ya khas Indonesia. Antri baru hanya ada di lembaga-lembaga modern seperti bank, kantor-kantor pemerintah dan swasta, kampus dll. Tapi berapa persen itu? Itu hanya pemandangan kecil di wilayah perkotaan, sedangkan kota-kota hanyalah titik-titik di negara besar Indonesia. Umumnya, di masyarakat terutama di pedesaan dan wilayah rurban (desa-kota) masih susah dengan budaya antri. Dan ada yang menarik, kalau pun masyarakat kita antri, biasanya badannya berdekatan, sampai kena dan bersentuhan. Ini sesuatu yang tidak ada di negara maju. Apalagi bila sudah ngantri kebutuhan pokok. Kesadaran rendah, penduduk yg terlalu banyak dan lahan yang sempit semua menyatu menjadi adonan sering susah untuk di atasi. Kalau Anda, tidak merasakan ini khas Indonesia, coba sekali2, jangan diam di kantor mewah dan modern saja, di tempat-tempat yang nyaman saja, sekali2 ke daerah, ke terminal, ke tempat2 berjubel menyatu dengan masyrakat kecil agar merasakan aslinya indonesia.

Proyek pembodohan dalam bungkus “Program Orientasi Kampus”


Program Orientasi Kampus atau yang lebih sering dikenal dengan OSPEK selalu mengundang dilema. Dari beberapa obrolan dengan orang tua mahasiswa baru, saya menggarisbawahi jika OSPEK masih identik dengan beberapa kegiatan yang tidak masuk akal dan jauh dari nuansa akademik. Secara kasar saya menyebut model OSPEK yang dipergunakan mengandung unsur pembodohan (jahiliyah) bukan untuk membuat calon mahasiswa berpikir kritis layaknya seorang intelektual yang bermoral baik.

Saya mengalamai kegiatan orientasi ketika akan masuk ke jenjang SMA dan Perguruan Tinggi (S1). Ketika ditanya untuk jujur seputar pengalaman saya ketika mengikuti kegiatan-kegiatan orientasi bagi siswa dan calon mahasiswa, maka saya menjawab jika kegiatan tersebut membuat saya merasa dilecehkan dan dibodohi. Terus terang saya merasa dikibuli dengan aneka kegiatan yang aneh-aneh dan tidak masuk akal. Saya tidak paham apa maksudnya setiap peserta orientasi harus datang jam 5 pagi, memakai kaos kaki berbeda warna, membeli barang aneh-aneh, membawa uang kecil, memakai atribut seperti orang gila dll. Yang saya tahu kegiatan GILA saat orientasi memang membuat banyak mahasiswa frustasi dan merasa dilecehkan. Saya melihat kasus BULLYING dilegalkan oleh lembaga pendidikan kita melalui kegiatan orientasi bagi siswa ataupun calon mahasiswa. Sudah saatnya STOP kegiatan orientasi yang mengarah pada BULLYING dan pilih kegiatan yang lebih mencerminkan sisi moralitas dan intelektualitas yang baik atau pilih kampus yang memang memiliki integritas yang baik dalam sisi moralitas dan intelektualitas.

Saya mengamati dalam kegiatan orientasi, tidak hanya perilaku fisik yang kasar dari senior tetapi juga ucapan-ucapan menyakitkan sering kali terdengar. Hanya orang bermental preman yang akan merestui kegiatan yang mengandung unsur BULLYING tersebut. Di manakah letak sisi edukasi dari kegiatan teriak-teriak tersebut.? Dari kasus ini maka jangan heran jika moralitas bangsa Indonesia aneh, karena memang diisi oleh mereka-mereka yang aneh yang senang memanfaatkan orang lain. Mungkin ada kebanggaan ketika bisa mengerjai atau membodohi orang lain. Mungkin bangga ketika melihat orang lain kelihatan bodoh. Mungkin bangga melihat orang lain susah. Mungkin bangga melihat orang lain dalam masalah. Mungkin bangga ketika dianggap sebagai senior yang harus dihormati. Mungkin bangga ketika bisa memperolok orang lain di muka publik. Mungkin bangga ketika bisa melampiaskan kekesalannya kepada orang lain.

Saya selalu bertanya, mengapa kampus juga dipenuhi dengan kegiatan yang biadab’? Jika terus demikian, maka “jangan kaget jika mental bangsa ini dijiwai oleh kekerasan dan premanisme, karena mereka dididik dalam lingkungan yang berjiwa premanisme”.

Saya pribadi tidak mempersalahkan program orientasi kampus bagi mahasiswa baru, selama masih mengarah pada hal akademik yang mengembangkan sisi intelektualitas calon mahasiswa. Seharusnya kegiatan yang ditonjolkan adalah bagaimana menjadi seorang mahasiswa? Bagaimana sistem pembelajaran di perguruan tinggi? Bagaimana berinterakasi dengan dosen?

Kampus tidak boleh tinggal diam ketika melihat kegiatan orientasi penuh dengan kegiatan pembodohan dan kekerasan. Para petinggi kampus harus buka mata dan pikiran ketika menyetujui semua kegiatan untuk orientasi mahasiswa baru, bukan hanya pura-pura tidak tahu. Kampus merupakan lingkungan akademik, semua kegiatan harus bersifat akademik dan relevan dengan teori-teori pendidikan.

Sebagai orang tua wali, kita berhak untuk mengajukan komplain atau keluhan ke pihak universitas atau lembaga pendidikan jika menemukan kegiatan ospek jauh dari unsur akademik. Laporkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Kenapa kita harus takut melapor? Jangan biarkan anak-anak kita menjadi korban kekerasan (bullying), pelecehan, penyiksaan dan pembodohan yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya memahami arti sebuah pendidikan.

Sebaiknya orang tua memantau kegiatan anak selama orientasi. Ajak mereka bercerita, apa saya yang dilakukan selama masa orientasi. Jika perlu dan ada waktu, luangkan waktu sebentar untuk memantau di lapangan apa yang mereka kerjakan selama orientasi mahasiswa baru berlangsung. Kita berhak mendapatkan ijin oleh pihak lembaga pendidikan untuk memantau kegiatan orientasi, jika perlu lakukan pengamatan langsung di lapangan. Sebagai orang tua kita berhak untuk mendapatkan kepastian jika anak-anak kita diperlakukan dengan baik secara manusiawi selama masa orientasi. Jika pihak kampus tidak memberikan ijin, Anda harus curiga dan mencari tahu alasan mereka. Kita berhak untuk mengajukan gugatan kepada pihak kampus.

Akhir kata, mari selamatkan anak-anak kita dari tindak kekerasan, pelecehan, penyiksaan, dan pembodohan yang justru dilakukan di lembaga pendidikan. Saatnya para orang tua wali bersatu untuk menuntut lembaga pendidikan bekerja sesuatu dengan filosofi pendidikan.

Salam Pendidikan.